Jarang ngantor, kondisi sekolah memprihatinkan? Muh Tohari mengklarifikasi

sentral14.com, Kotabaru - " Saya sudah tiga tahun tugas disana. Sebelum saya datang, platform sudah pecah, pintu sudah jebol.
Diatas platform itu banyak lem, ' katanya bekas anak-anak mabok. Lalu saya pasang lampu di setiap sudut sekolah. Sore dipasang pagi sudah pecah." 

Itu lah kata Muh Tohari, Kepala Sekolah SDN1 Lontar Selatan, Kecamatan Pulau Laut Barat, Selasa (13/09/16), saat mengklarifikasi pemberitaan di media ini sebelumnya yang berjudul ; "kepala sekolah jarang ngantor, kondisi sekolah memprihatinkan".

Dikatakannya, ada kegiatan mabuk-mabukan di sekolah sudah saya laporkan ke anggota Polsek Pulau Laut Barat terkait keamanan sekolah," imbuhnya

Kemudian ditambahkan Tohari, dulu tidak ada WC Sekolah, sudah saya hidupkan WC. Tidak ada sumber air, saya bikin sumur.
Kemudian ada dua proyek dari Dinas Pendidikan; membuat pagar dan WC tapi saat serah terima dari kontraktor ke sekolah, kunci tengah tidak bisa diperbaiki, tank tidak bisa di aliri air karna dari baut langsung ke pipa. Airnya tidak bisa mengalir karna tidak ada kran sama sekali. 'Karna tidak ada kran, saya belikan menggunakan dana BOS," tukasnya

Terkait halaman yang berdebu, " hal itu sudah saya usulkan ke Dinas Pendidikan untuk paving block. Dinas Provinsi sudah saya sampaikan juga," kata Tohari.

" Kalau ada yang menyebut HP saya tidak aktif itu tidak benar, " HP saya aktif terus, kecuali sekitar rumah saya di Desa Gunung Sari RT1 memang jaringannya susah," terangnya.

Ditambah lagi ada yang menyebut jarang ngantor," saya bukan tidak hadir kesana. Paling tidak dalam tiga bulan, tiga atau empat kali saya kesana. Berangkat pagi,  sore pulang lagi ke Kota. Tidak menetap disana karna tidak ada rumah dinas Kepala Sekolah. Rumah Dinas Kepala Sekolah di pakai Kepala Sekolah terdahulu. Saya pernah ngontrak rumah disana, bayar 200 ribu per bulan,"ungkapnya.

Ia pun sudah mengusulkan ke Dinas Pendidikan, " ternyata tanah rumah dinas Kepala Sekolah itu milik warga. Bukan milik Negara. Artinya tidak bisa dibangun. Pernah juga saya bicara dengan Kepala Sekolah terdahulu yang saat ini menempati rumah Dinas Kepala Sekolah itu. Katanya, Ia sudah membangun bagian dapurnya," tambah Tohari lagi.

Muh Tohari mengakui menerima dana BOS.
" BOS dulu Rp500 ribu per murid. Jumlah muridnya sekira 183 orang.
Dana BOS yang diterima itu digunakan; mengganti papan tulis, memperbaiki jendela bagian muka, membikin sumur, menghidupkan WC, membeli perkengkapan kantor (laptop), pengecetan, memperbaiki atap sekolah yang bocor, dan memindahkan kantor," terangnya.

Muh Tohari pun menjelaskan terkait urusannya. " Saya di Kota Kabupaten bukan tidak kerja, saya kerja mengentry data sekolah," pungkasnya.
(IH)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jarang ngantor, kondisi sekolah memprihatinkan? Muh Tohari mengklarifikasi"

Posting Komentar