Program Minamas untuk Desa, Burhanuddin: Tak ada toleransi. Membuka lahan tidak boleh di bakar

sentral14.com, Kotabaru - "Tidak ada toleransi. Membuka lahan tidak boleh di bakar."

Ir. Burhanuddin mengatakan hal itu, Kamis (03/11/16), saat menghadiri peresmian Desa Sejakah sebagai "Desa Mandiri Cegah Api" yang merupakah salah satu program pengembangan Desa Mandiri kerjasama Minamas Plantation dengan Universitas Lambung Mangkurat Kalimanatan Selatan.

Tidak hanya melarang membakar saat membuka atau membersihkan lahan. Ia juga memberikan solusi. Pemerintah akan membantu meminjamkan peralatan bagi warga masyarakat yang butuh bantuan.

Pada hari itu, ada simulasi membuka lahan tanpa membakar yaitu dengan cara membuat lubang-lubang untuk mengubur rumput-rumput liar sisa pembersihan lahan. Kemudian, simulasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan oleh Masyarakat Peduli Api yang dibantu mobil pemadam kebakaran Minamas.

PT.BSS, salah satu anak perusahaan Minamas Plantation sudah membuat menara-menara pemantau hotspot. Apabila ada hotspot 5 KM  dari batas kebun, perusahan langsung turun malakukan penanganan namun tetap terlebih dulu berkoordinasi dengan Kepolisian.

PROGRAM DESA MANDIRI CEGAH API





Program kerjasama antara Minamas Plantation dengan Universitas Lambung Mangkurat sudah berhasil mencapai target zero burning di tujuh desa yang mempunyai paling banyak hotspot pada Tahun 2015.

Program yang dinamakan "Desa Mandiri Cegah Api" itu dilaksanakan selama 6 bulan di desa-desa sekitar areal operasi beberapa anak perusahaan Minamas Plantition di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan yaitu PT.Langgeng Muara Makmur, PT. Laguna Mandiri, PT. Bersama Sejahtera Sakti (PT.BSS).

Tujuh Desa tersebut adalah; Desa Bapara, Desa Harapan Baru, Desa Binturung, Desa Lintang Jaya, Desa Wonorejo, Desa Bekambit, dan Desa Sejakah.

Pada Tahun 2015, tujuh Desa itu mencatatkan jumlah keseluruhan hotspot dan kebakaran tertinggi sebanyak 36 titik kebakaran. Tahun ini, setelah enam bulan Program Desa Mandiri Cegah Api dilaksanakan (mulai Juni hingga November), jumlah hotspot dan kebakaran di ketujuh Desa menurun hingga mencapai titik nol kebakaran. Selain adanya perubahan perilaku masyarakat terhadap bahaya kebakaran juga dibantu dengan musim hujan yang lebih panjang.

Tujuan utama program pencegahan kebakaran berbasis desa ini adalah peran nyata perusahaan, dalam upaya penanggulangan bencana kebakaran lahan melalui kapasitas swadaya masyarakat di sekitar perkebunan kelapa sawit perusahaan dalam mencegah kebakaran melalui tata kelola lahan.

" Kami berharaf program kerjasama ini akan memberikan solusi jangka panjang kepada seluruh pemangku kepentingan dengan memberikan solusi yang berkelanjutan terhadap penanganan isu bencana asap," ujar Presiden Direktur Minamas Platation, Heryanto Tedjawidjaja.

Diantara kunci utama kesuksesan program kerjasama pencegahan kebakaran ini adalah karena program ini dilaksanakan dengan pendekatan dan penerapan melalui pemberdayaan melalui pendampingan desa yang difasilitasi oleh tenaga pendamping, serta merubah prilaku masyarakat untuk membuka perkebunan dengan tidak membakar dan membuat solusi melalui penerapan pupuk organik/sistem komposing dari semak-semak yang dibuka. Cara ini sangat efektif terlaksananya pencegahan kebakaran lahan di desa.

Pelatihan dengan melibatkan masyarakat setempat dalam menjalankan pertanian berkelanjutan dengan kebijakan zero burning dilajukan oleh ULM. Melalui program ini, ULM berbagi pengetahuan dan keahlian yang memanfaatkan sumber daya pelatih dan pendidiknya dalam menemukan solusi tuntas prihal bencana asap bagi masyarakat setempat.

Para peneliti dan Ilmuan bersama dengan tenaga pendamping dari ULM melakukan kegiatan pendampingan dan hidup di tengah-tengah masyarakat, mengidentifikasi faktor-faktor sosial ekonomi yang memaksa mereka melakukan pembakaran lahan setiap tahunnya. Dengan cara ini, para pendamping bisa mengevaluasi pendekatan yang paling tepat untuk diterapkan di wilayah bersangkutan.

Program pelatihan memberikan pengetahuan dan pengalaman yang khusus untuk; memberdayakan petani lokal dan meningkatkan pemahaman petani dalam mencegah kebakaran di lahan-lahan pertanian dan praktek pertanian berkelanjutan untuk mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat di tingkat lokal, meningkatkan jumlah petani dan masyarakat dalam menjalankan kegiatan pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, menghilangkan kegiatan membakar dengan cara membuat kerajinan, komposting dan konsep sistem pertanian terpadu, berbagi pengalaman profesional dan pendekatan dalam mengembangkan metode dan teknologi yang tepat, membangun struktur kelompok organisasi masyarakat kuat agar masalah-masalah kebakaran dapat dirumusķan bersama-sama di masyarakat.

PENGUATAN EKONOMI DAN KELEMBAGAAN DESA









DR. Ir. Ahmad Kurnain, M.Sc
Dari UNLAM

Terkait Program Perusahaan untuk masyarakat, bincang-bincang Media ini dengan DR. Ir. Ahmad Kurnain, M.Sc, UNLAM. Intinya apapun programnya yang harus menjadi sasaran perusahaan adalah bagaimana penguatan ekonomi masyarakat dan kelembagaan di Desa.

Dicontohkannya, penguatan ekonomi adalah bagaimana setiap warga masyarakat yang berada dilingkungan perusahaan bisa sejahtera . " Kalau warga masyarakat sejahtera maka akan mudah melaksanakan program-program itu," katanya.

Kemudian, penguatan kelembagaan di Desa yang merupakan ujung tombak pemerintahan. Misalnya, Desa-Desa yang jauh dari pusat kota. Program CSR harus tepat sasaran. 
" Kantor Desa, kadang-kadang kantornya "susah diliat", itu kita coba hidupkan. Membuat peraturan Desa, membuat peta Desa sehingga lahan-lahan batas Desa jelas,"imbuhnya.
(Rel/IH)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Program Minamas untuk Desa, Burhanuddin: Tak ada toleransi. Membuka lahan tidak boleh di bakar"

Posting Komentar