Masa reses, Syairi Mukhlis serap aspirasi di dua desa
sentral14.com, Kotabaru - Di masa reses, Syairi Mukhlis, Ketua Komisi II DPRD Kotabaru menyerap aspirasi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat khususnya di Desa Tanjung Sari dan Desa Siayuh (transmigrasi) Kecamatan Kelumpang Barat.
Di desa Tanjung Sari, warga masyarakat meminta revitalisasi dua embung yang menjadi sumber mata air baku mereka.
" Disana, embung memang sudah berfungsi tapi apabila kemarau airnya kering. Jadi, warga minta revitalisasi. Minta dianggarkan untuk pengerukan dan penyiringan," bebernya , Senin (20/02/17).
Selama ini, tambah Syairi, sumber mata air embung hanya mengandalkan tadah hujan.
" Biasanya, musim kemarau terjadi di bulan september. Hal ini termasuk urgen. Di bulan itu juga sudah masuk pembahasan APBD-P. Kita akan lihat di APBD-P. Antisipasi, mudah-mudahan di bulan Oktober- Nopember bisa dikerjakan karena anggaran yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Hanya berkisar Rp. 150- 200 juta,"imbuhnya.
Lain lagi di Desa Siayuh (transmigrasi). Disana mengeluhkan persoalan lahan usaha yang sampai saat ini terjadi perubahan peta oleh Disnakertrans Provinsi Kalsel.
" Dengan adanya perubahan peta itu. Posisi lahan otomatis berubah. Kepastian ini yang di harapkan segera direalisasikan agar lahan tersebut bisa di bagikan kepada masyarakat yang belum mendapatkan," ungkapnya
Dilanjutkannya, karena tupoksi Komisi I. Hal ini akan Kita koordinasikan lintas Komisi agar bisa menjembatani ke Provinsi Kalsel.
Selain itu, Syairi Mukhlis mengemukakan, "warga (transmigrasi Siayuh) juga mengusulkan terkait pertumbuhan perekonomian. Mereka minta di buatkan pasar Desa. Lahan (hibah) sudah di siapkan. Melalui Musrenbang 2017 ini sudah diusulkan untuk anggaran tahun 2018. Mudah-mudahan ada respon dari Dinas Perdagangan dan Pasar. Tapi, kalau dirasa urgen, bisa dimasukan di APBD-P 2017 ini,"pungkasnya.
(IH)
Di desa Tanjung Sari, warga masyarakat meminta revitalisasi dua embung yang menjadi sumber mata air baku mereka.
" Disana, embung memang sudah berfungsi tapi apabila kemarau airnya kering. Jadi, warga minta revitalisasi. Minta dianggarkan untuk pengerukan dan penyiringan," bebernya , Senin (20/02/17).
Selama ini, tambah Syairi, sumber mata air embung hanya mengandalkan tadah hujan.
" Biasanya, musim kemarau terjadi di bulan september. Hal ini termasuk urgen. Di bulan itu juga sudah masuk pembahasan APBD-P. Kita akan lihat di APBD-P. Antisipasi, mudah-mudahan di bulan Oktober- Nopember bisa dikerjakan karena anggaran yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Hanya berkisar Rp. 150- 200 juta,"imbuhnya.
Lain lagi di Desa Siayuh (transmigrasi). Disana mengeluhkan persoalan lahan usaha yang sampai saat ini terjadi perubahan peta oleh Disnakertrans Provinsi Kalsel.
" Dengan adanya perubahan peta itu. Posisi lahan otomatis berubah. Kepastian ini yang di harapkan segera direalisasikan agar lahan tersebut bisa di bagikan kepada masyarakat yang belum mendapatkan," ungkapnya
Dilanjutkannya, karena tupoksi Komisi I. Hal ini akan Kita koordinasikan lintas Komisi agar bisa menjembatani ke Provinsi Kalsel.
Selain itu, Syairi Mukhlis mengemukakan, "warga (transmigrasi Siayuh) juga mengusulkan terkait pertumbuhan perekonomian. Mereka minta di buatkan pasar Desa. Lahan (hibah) sudah di siapkan. Melalui Musrenbang 2017 ini sudah diusulkan untuk anggaran tahun 2018. Mudah-mudahan ada respon dari Dinas Perdagangan dan Pasar. Tapi, kalau dirasa urgen, bisa dimasukan di APBD-P 2017 ini,"pungkasnya.
(IH)
0 Response to "Masa reses, Syairi Mukhlis serap aspirasi di dua desa"
Posting Komentar