Perluasan kebun sawit dan karet, habitat rumput purun danau berkurang?
sentral14.com, Barito Kuala -
Desa Sungai Kali, Kecamatan Berambai, terkenal sebagai kampung pengrajin topi dan tikar purun.
Meski rumput purun danau (bahan baku anyaman purun) semakin sulit dicari, para pengrajin masih terlihat melakukan penganyaman, Selasa (28/03/17).
Berkurang dan sulitnya mendapatkan bahan baku diduga akibat maraknya perluasan perkebunan sawit dan karet.
Rumput Purun Danau adalah Jenis tumbuhan dengan nama latin 'leperonia mucrunata' yang hanya tumbuh di kawasan rawa Kalimantan Selatan dan beberapa daerah di Sumatera Selatan.
Bagi para pengrajin, keahlian membuat topi purun dan bakul purun merupakan warisan turun-temurun.
Hal lainnya, kepada awak Media ini warga pengrajin mengungkapkan, kerajinan anyaman topi purun dan bakul purun di wilayahnya sejak dulu tidak ada peningkatan karena hasil kerajinan selalu di beli pengepul. "Di beli dengan harga murah," ucapnya.
Kepada pengepul, pengrajin hanya pasrah menjual 20 puluh topi purun seharga Rp 30 ribu. Sedangkan tikar purun di jual per lembar dengan harga Rp 50 ribu. Padahal masa pengerjaan bisa memakan waktu berbulan- bulan.
Seperti yang dialami para pengrajin,
Sepinya permintaan alat tumbuk purun turut dirasakan oleh Rafi'i, seorang pemilik mesin penumbuk rumput purun Desa Sungai Kali.
Menurutnya, hal itu terjadi karena habitat rumput purun danau beralih menjadi lahan perkebunan sawit dan karet.
(Yiz)
0 Response to "Perluasan kebun sawit dan karet, habitat rumput purun danau berkurang?"
Posting Komentar