Alasan Anggaran Tak Cukup, Proyek di Tanjung Pengharapan Pakai Batu Karang?

Kotabaru, Kalsel-
Sumber media ini menyebut, proyek Balai/Kegiatan Belajar Masyarakat Desa Tanjung Pengharapan, materialnya menggunakan batu karang dan pasir pulau.

"Pondasinya memakai batu karang kerupuk (batu lemah.red) dan pasirnya menggunakan pasir yang diambil di Pulau Kapak,"bebernya.


Menurut warga, batu karang dan pasir di Pulau Kapak itu sepengetahuannya tidak boleh diambil, karena bisa merusak lingkungan. 

"Mengambilnya pun harus ada izinnya? Kalaupun tidak ada batu pondasi atau pasir di lokasi tersebut, pihak pelaksana bisa saja membeli material ke luar daerah,"tandasnya.

Proyek ini bersumber dari APBDes Tanjung Pengharapan tahun 2017 dengan anggaran Rp 106 juta. Berlokasi di Pulau Kapak.

Dihubungi Taupik, dalam pembicaraan via telepon seluler mengaku hanya sebagai pengantar material bangunan dari kota ke Pulau Kapak menggunakan perahu.

Menurutnya, yang membeli batu (karang kerupuk.red) itu urusan PPK, karena beralasan, masyarakat tidak ada kerjaan. "Masyarakat minta kerjaan. Mereka minta dipekerjakan," ujarnya.

Ditambahkannya, mengambil batunya (yang dijual ke pelaksana proyek) di sekitar (lokasi) Pulau Kapak. "Batu yang ada di sana dicongkel (digali) menggunakan alat (linggis). Itu bukan terumbu karang, tapi batu yang tertanam di tanah yang digali,"katanya.

Taupik mengungkapkan, di sini (Pulau Kapak) sulit mencari batu hitam (batu yang biasa digunakan untuk pondasi). Kalau mau mengambil ke Tanjung Pengharapan, kata dia, yang jaraknya sangat jauh, dan menurut PPK tidak sesuai anggarannya.

"Seandainya di Pulau Kapak ada gunung, bisa kita cari batu gunung.
Kalau di Tanjung Pengharapan bisa kita cari (pakai) batu gunung,"katanya.

Sampai berita ini diturunkan, Kepala Desa Tanjung Pengharapan belum bisa dikonfirmasi.
(IHA)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Alasan Anggaran Tak Cukup, Proyek di Tanjung Pengharapan Pakai Batu Karang?"

Posting Komentar