FPII persiapkan aksi: "bubarkan pengurus Dewan Pers".

Foto: FPII

JAKARTA - Setelah Aksi Solidaritas Wartawan yang berunjuk rasa di Dewan Pers, Rabu (4/7) lalu, Forum Pers Independent Indonesia (FPII) terdengar akan menggelar aksi lagi di Bundaran HI, Jakarta.

Organisasi wartawan ini memang terkenal dengan aksi unjuk rasa yang selalu memperjuangkan nasib wartawan yang berhadapan dengan hukum atau sebagai gerbang penjaga profesionalisme wartawan.

Dari informasi yang diperoleh bahwa FPII akan merapatkan barisan kembali dengan tajuk “Pengurus Dewan Pers Mundur”.

Hal ini dilakukan agar seluruh masyarakat tau, apa yang telah dilakukan ketua Dewan Pers, Yoseph Adi, dkk yang duduk di bangku pelindung wartawan justru dirasa tidak melindungi Wartawan.

Diketahui, pada aksi Solidaritas Wartawan Rabu lalu, FPII turut menurunkan ratusan anggotanya untuk menentang kebijakan Dewan Pers yang dinilai bertolak belakang dengan Kebebasan Pers.

Klimaks "yang dilakukan'" Dewan Pers adalah apa yang dialami Wartawan di Kotabaru, Kalsel, Muhammad Yusuf (42).

Karena memberitakan salah satu perusahaan sawit di wilayah tersebut, Muhammad Yusuf dilaporkan ke Polisi dan dijerat dengan UU ITE.

Yang akhirnya pada 10 Juni 2018 lalu, menjelang Hari Raya Idul Fitri 1439 H pihak keluarga mendapat kabar bahwa Muhamad Yusuf telah meninggal dunia.

Diketahui setelah aksi Solidaritas 4 Juli tadi, sejumlah Ketua Organisasi Pers membuat koalisi bersama dalam bentuk Sekretariat Bersama (Sekber) Organisasi Pers, karena banyak wartawan di berbagai daerah terjerat UU ITE atas pemberitaannya.

Dikonfirmasi Ketua Presidium FPII, Kasihhati mengatakan, dirinya memang sedang mempersiapkan aksi lanjutan dalam waktu dekat dengan tujuan meminta Ketua Dewan Pers mundur dari jabatannya, karena lalai dan tidak amanah melindungi Kebebasan Pers.

"FPII akan datang dengan kekuatan yang lebih besar dari aksi kemarin,"tandasnya.
(Presidium FPII/Red)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "FPII persiapkan aksi: "bubarkan pengurus Dewan Pers"."

Posting Komentar