Sekda: Pemda Akan Atasi Masalah Pelayanan Kesehatan, Termasuk Rencana Multi Years RS Stagen
Menanggapi aspirasi Bang Tungku dan kawan-kawan, tentang pembangunan RS Stagen, pelayanan kesehatan dan pelayanan bagi warga miskin, Sekda Said Akhmad mengawali paparannya di RDP DPRD yang digelar pada Selasa, 14 Januari 2020 mengatakan,
setiap bupati ada visi misi, kebetulan Bupati
Sayed Jafar visi misinya, yang tertuang dalam RPJMD (rencana pembangunan jangka
menengah daerah) yaitu pariwisara dan agro bisnis.
“Saya hitung bagaimana supaya bisa meningkatkan
pariwisata adalah produk hukum yang tidak boleh dilanggar karena akan
dipertanggungjawabkan pada akhir masa jabatan bupati, tercapai atau tidak.”
Tapi, lanjut Said, dari 60 persen jalan
rusak, prioritas APBD banyak ke jalan, karena agro bisnis bisa tumbuh kalau
jalan baik.
Menurutnya, bagaimana pun hasil
masyarakat (pertanian, dan lainnya) kalau jalan rusak maka mahal biayanya.
“Ini lah yang dibenahi bupati lewat visi
misinya agro bisnis tadi.
Termasuk pariwasata, orang mau berwisata
kalau jalan rusak, hanya capek di jalan, kapan lagi menikmati. Dan perbaikan
jalan sudah hampir tuntas,”katanya.
Said membeberkan, pemda sudah menganggarkan
untuk kelanjutan rumah sakit, termasuk RS Pangeran Jaya Sumitra.
Dia juga membenarkan aspirasi Bang
Tungku Dkk agar RS Stagen di multi years.
“Perda multi years kita membuat sulit,”ujarnya.
Mantan Sekda Tanah Bumbu ini juga
memaparkan bagaimana keuntungan multi years.
“Kita bisa membuat kontrak misalnya
dalam dua tahun, kontraktor bisa menyelesaikan, kita bisa membayar beberapa
tahun.”
“Kondisi APBD kita terbatas artinya
kontrak ulang setiap tahun, akhirnya lambat.”diakui Sekda.
Berkaitan dengan pelayanan RS, Said
mengawali penjelasannya bahwa
RS Pangeran Jaya Sumitra tidak turun tipe dari C ke D. Meminjam dokter
spesialis anak dari Tanah Bumbu itu untuk memenuhi syarat supaya tidak turun
tipe D.
Kenapa dokter tidak mau tugas di
Kotabaru?
“Zaman saya di Tanah Bumbu gajih dokter
spesialis sudah Rp 30 juta, kita hanya Rp 25 juta.”
Terkait ini, dia mengaku sudah menggelar
rapat bersama dinas terkait untuk menaikkan tunjangan dokter spesialis.
“Saya kumpul semua dinas terkait, saya
beri waktu akhir januari 2020 untuk menaikan tunjugan, gajih dokter spesialis, ditambah
fasilitas rumah dinas, dan mempermudah
izin, mobil operasional.”
Selain itu, Sekda juga meminta agar semua
puskesmas di BLUD-kan 2020 ini, baik jasa dokternya akan tepat karena selama
ini kalau tidak di BLUD-kan supaya mudah memberikan hak-hak dokter dan lainnya,
termasuk kekurangan obat menunggu lelang dulu menunggu dinas kesehatan.
“Kakanya 2020 saya sudah memerintahkan,
semua puskesmas harus di BLUD-kan, jadi penerimaan puskesmas dikelola oleh
puskesmas, bila ada pemasukan obat kurang, langsung bisa beli obat sendiri,
tidak menunggu dinas kesehatan lagi.”
“Saya yakin kalau fasilitas puskesmas,
obat lengkap, orang berobat tidak perlu lagi ke RS, termasuk puskesmas inap
kita yang ada, kalau semua obatnya lengkap yang diperlukan masyarakat, dana
tersedia, puskesmas bisa belanja sendiri, kepala puskesmasnya tidak perlu lagi
izin dengan kabupaten, ini yang harus kita rubah, saya yakin kalau obatnya lengkap
masyarakat bisa terlayani dengan baik.”
Untuk itu kaitan dengan pelayanan
kesehatan ini, Sekda minta dukungan DPRD.
“Saya minta harus siap, kapan lagi kita
ingin merubah untuk pelayanan kepada masyarakat.”
Berkaitan dengan pelayanan masyarakat
miskin, Sekda mengatakan,
masih banyak warga yang tidak punya KTP,
begitu hendak rujukan ke RS pakai SKTM (surat keterangan tidak mampu) sulit,
namun katanya, pemda tetap melayani karena UUD menyebutkan,”fakir miskin dan
anak terlantar dipelihara oleh negara.”
Termasuk di RS, misalkan bicara tidak
ada anggarannya, “Saya bilang harus dilayani, saya tidak mau tau. Karena saya
bilang, kamu berdosa semua karena kamu disumpah memberi pelayanan. Ini yang
harus dipahami, yang penting saya bilang, jangan fiktif, administrasikan, kalau
salah administrasi paling ditegur, saya lindungi bila ada apa-apa, demi kita
memperhatikan masyarakat kita yang tidak terlayani.”
Kotabaru terdiri dari 21 kecamatan, 98
desa, paling luas di Kalsel.
Pemda melalui dinas kependudukan dan
cacatan sipil sudah melaksanakan pelayanan keliling membuat KTB, “Tapi warga
kita kadang-kadang, begitu sakit baru membuat KTP. Nah ini kendala juga bagi
kita,”kata Sekda.
Menurut Sekda, dibanding program BPJS,
Jamkesda justru lebih mudah.
Terkait SKTM (surat keterangan tidak
mampu), Sekda menyatakan sudah perintahkan dinas sosial akan melakukan
verifikasi dan validasi.
“Kita prioritaskan dulu di Pulau Laut
Utara karena paling banyak penduduknya.”
(IHa)
0 Response to "Sekda: Pemda Akan Atasi Masalah Pelayanan Kesehatan, Termasuk Rencana Multi Years RS Stagen"
Posting Komentar