Tanam Jagung Tak Sesuai Data; Sisa Bibitnya Diduga Dijual

Salah satu kebun jagung di Desa Mangkirana.

Bantuan bibit jagung Tahun 2019 untuk dua kelompok; Bina Marga dan Mulia Abadi di Desa Mangkirana, Kecamatan Kelumpang Hulu diduga tak sesuai data dengan jumlah yang ditanam dan sebagian bibit jagungnya diduga dijual.

Demikian dibeberkan sumber media ini, Sabtu (25/7/2020).

Dikonfirmasi Ketua Kelompok Tani Bina Marga berinisial R mengatakan, kelompoknya beranggotakan 42 orang, satu anggota  masing-masing mendapatkan 30 kilogram (6 sak) bibit jagung dengan luas tanam seluruhnya 84 hektare. Penanaman diserahkan kepada tim di lapangan.

"Entah ditanamnya berapa hektare kita tidak tahu. Misal ditanamnya 20 kilogram atau 15 kilogram saja, sisanya kan kita tidak tahu, yang namanya sudah kita bagikan. Kan sudah ada tanda terimanya," katanya.

Sisa bibit yang belum ditanam itu kata R, kemungkinan masih ada disimpan di tempat anggota masing-masing.

"Petani di luar kelompok kadang ada yang minta dengan uang pengganti Rp20 ribu per lima kilogram. Uangnya dimasukan ke kas kelompok, rencana kami mau bikin gudang pupuk," katanya.

Lebih jauh R mengatakan, musim tanam kelompoknya setelah panen padi.

"Ada yang nanam satu bahkan dua hektare kadang lebih sampai 60 kilogram satu orang (empat hektar). Menanam di lokasi berbeda," terangnya.

Ditemui terpisah Ketua Kelompok Mulia Abadi berinisial H mengatakan, kelompoknya beranggotakan 25 orang dengan luasan lahan tanam 50 hektare.

"Yang bukan anggota ada mengambil satu dan ada yang mengambil dua sak," akunya.

H mengatakan, dari 50 hektare luasan tanam kelompoknya itu, dia membenarkan, bibit jagung tidak bisa ditanam semua.

"Semua anggota dapat, menanam ada yang full ada yang tidak," akunya.

Menanggap isu sisa bibit yang tidak ditanam dan dijual?

H mengatakan, karena bibitnya sudah dibagikan ke semua anggota, dia bilang sudah lepas tangan (bukan urusannya lagi).

Kenapa bibitnya tak ditanam semua?
H mengatakan, lahannya kurang dan di antara anggotanya ada yang tak mampu menanam sekaligus seluas dua hektare.

"Bibitnya kecil, coba nanam agak berat. Bibitnya tipe 226," ujarnya.

Demikian halnya Mantri Tani atau Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kecamatan Kelumpang Hulu berinisial Z mengatakan, terkait pengawasan ke kelompok tani agak kurang karena kurangnya PPL.

"Terkait penjualan sisa bibit itu kami kurang tahu. Harusnya satu penyuluh satu desa. Tapi berkat bantuan bibit jagung itu ekonomi petani meningkat," katanya.

Informasi didapat, selain di Desa Mangkirana, kelompok tani yang ada di delapan desa di Kecamatan Kelumpang Hulu juga mendapatkan bantuan bibit jagung dengan jumlah anggota dan luasan lahan tanam berbeda.

(IHa/Sir/Man)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tanam Jagung Tak Sesuai Data; Sisa Bibitnya Diduga Dijual"

Posting Komentar