Pelabuhan Bakau Memprihatinkan, Katanya Anggaran Daerah Tak Cukup...


Pelabuhan di Desa Bakau, Kecamatan Pamukan Utara, memprihatinkan. Tiang-tiangnya sudah dalam kondisi miring.

Warga yang tak disebut namanya mengatakan pelabuhan ini awalnya tersambung dengan pasar ikan, kini sudah putus, tinggal beberapa meter yang digunakan untuk bongkar muat kapal angkutan penumpang antar kecamatan.

Sejak tahun 2016, katanya, pelabuhan itu sudah ada rencana dibangun, tapi sampai tahun 2021 ini belum terealisasi.

"Ya (pelabuhan) dipergunakan untuk kapal penumpang dan barang. (Kondisi seperti itu) kesulitannya saat penumpang turun dari kapal," katanya.

Dikonfirmasi Kepala Desa Bakau, Kamarudin, mengakui jembatan (pelabuhan) itu memang dalam kondisi memprihatinkan, setiap tahun pihaknya memprioritaskan usulan pembanguannya ke dinas terkait.

Menurut dinas terkait, katanya, anggaran daerah tidak mencukupi untuk pembangunan pelabuhan itu. "Pelabuhan itu tetap kami prioritaskan usulan pembangunannya," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, saat Anggota DPRD Provinsi Kalsel melaksanakan kegiatan Reses di Desa Bakau juga sempat diusulkan.

"Sudah ditinjau (Paman Yani) direspon," katanya.

Dikatakan Kamarudin, usulan pembangunan pelabuhan itu lebarnya hanya 5 meter, panjangnya 75 meter, dan L-nya 6 meter.

"(Pelabuhan) itu memang kategorinya jembatan, namun secara tidak langsung fungsinya sebagai siring (pencegah abrasi rumah-rumah warga di pinggir sungai), jadi (bila dibangun pelabuhan) kapal angkutan penumpang sejumlah 4 unit (di Bakau) tidak ada kendala lagi bongkar muat. (Kondisi pelabuhan saat ini) kalau air surut atau air pasang dalam saat bongkar muat kesulitan, bahkan pernah penumpang jatuh ke sungai (saat bongkar muat)," ungkapnya.

Usulan ke Kabupaten dan Provinsi?

"Kami belum (lagi) menindaklanjuti karena di saat-saat pandemi Covid-19 ini kita tidak berani jua," katanya.

Usulan ke Kabupaten apakah sudah tidak bisa diharapkan?

"Bukan, karena mengingat pembangunan pelabuhan itu menelan biaya besar (usulannya) sekitar Rp 7 miliar, karena yang kami harapkan membangun sekali, pelabuhan seperti pakai tiang paku bumi itu, seperti yang di perusahaan, karena sesuai dengan kondisi tanahnya mudah bergeser," ungkapnya.

Rencana, katanya, pihaknya akan menindaklanjuti lagi usulan pembangunan jembatan itu ke Provinsi Kalsel.

Menurut Ketua LSM Kalimantan Cerdas, Syamsir Alam, pelabuhan tersebut nampaknya tidak layak lagi dijadikan tempat bongkar muat barang dan penumpang.

"Cocoknya hanya sebagai tambat kapal kecil atau  perahu motor (speedboat)," pungkasnya.

(IHa)


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pelabuhan Bakau Memprihatinkan, Katanya Anggaran Daerah Tak Cukup..."

Posting Komentar