Ternyata benar!! Se Kalsel, "Kotabaru jadi juru kunci dalam kinerja". Apa kata Bupati?
Kotabaru, Kalsel-
Kinerja (Pemerintah Kabupaten Kotabaru) menempati posisi
terakhir dari 13 Kabupaten/Kota se Kalimatan Selatan terkonfirmasi diantara catatan
dalam penyampaian laporan akhir proses pembahasan DPRD Kabupaten Kotabaru atas
1 (satu) buah Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun
Anggaran 2017.
Tepatnya ada di point 5 (lima) dalam catatan penyampaian
laporan akhir proses pembahasan DPRD Kotabaru tersebut yang dibacakan Enny
Seswati Murti Hariati, anggota DPRD dalam Rapat Paripurna DPRD, Senin
(09/07/18).
Redaksi lengkapnya catatan DPRD itu sebagai berikut, “Kami
mengapresiasi Pemerintah Daerah yang memperoleh predikat Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) 3 (tiga) kali berturut-turut dan sangat disayangkan Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) diperoleh namun belum beriringan dengan kinerja
pemerintah yang sangat jauh dari 13 Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan yang menempati
posisi terakhir.”
Suji Hendra, Ketua Komisi I DPRD ketika ditanya terkait
kinerja Pemerintah Kabupaten yang menempati posisi terakhir itu mengatakan, hal
itu terjadi karena di tahun 2017 banyak kepala SKPD dijabat pelaksana tugas (plt kepala dinas) yang
menurutnya dijabat oleh yang bukan membidangi (berpengalaman.red) di pekerjaannya.
Dampaknya, sambung Suji, pekerjaan yang dilakukan SKPD
(yang bersangkutan) tidak berjalan sebagaimana.
Dilanjutkannya, sebagaimana yang sudah disampaikan fraksi
lain, kurangnya serapan anggaran menjadi salah satunya indikasi kurang profesionalnya
pejabat yang ada di dinas masing-masing tersebut.
Tahun 2018 sudah berjalan (saat ini sudah memasuki bulan
Juli) sudah banyak pejabat difinitif yang menempati jabatan kepala SKPD sesuai
dengan keilmuannya, tapi kenapa pekerjaan-pekerjaan (proyek), utama
proyek-proyek besar masih banyak yang belum dikerjakan. Masih ada keterlambatan pelaksanan pekerjaan?
Hal itu masih terjadi karena mereka (kepala SKPD
difinitif) baru menjabat beberapa bulan.
“Paling tidak mereka harus menjabat dari awal, dari
perencanaan.
Maksud saya jangan sampai gonta-ganti kepala dinas di
dinas yang banyak menyerap anggaran,”tandasnya.
H. Sayed Jafar, Bupati Kotabaru ketika ditanya, tak
mengakui bahwa di tahun 2018 ada keterlambatan pekerjaan.
“Sebenarnya bukan terlambat, ini kan lagi proses lelang
dan ini sudah berjalan, 90 persen sudah selesai. Ini pun kita percepat. Sebelum
dibuatkan perjanjian kontrak, kita buatkan surat perintah kerja, supaya dia
(kontraktor) melaksanakan pekerjaan lebih cepat, jadi dia bisa mobilisasi alat
dan segala macam. Kalau menunggu kontrak kan bisa sebulan lagi bahkan lebih
baru dikerjakan?”.
Terkait persoalan kinerja, Sayed Jafar mengatakan, sebabnya
tentu berbicara pada individu masing-masing.
“Kalau kerja, sebenarnya kan sudah ada aturan. Kalau sudah ada aturannya, tentu kita laksanakan pekerjaan itu,”ujarnya.
“Kalau kerja, sebenarnya kan sudah ada aturan. Kalau sudah ada aturannya, tentu kita laksanakan pekerjaan itu,”ujarnya.
Individu yang dimaksud masing-masing kepala SKPD?
“Kan kita bilang masing-masing pekerja lah.” Sahutnya
“Soal kinerja ini tentu akan kita tingkatkan. Harus
diperbaiki,”imbuhnya.
Ia juga menepis bahwa yang menjadi penyebab kinerja
Pemerintah Kabupaten menempati posisi terakhir itu karena terlalu banyak
menempatkan pelaksana tugas sebagai Kepala SKPD.
“Bukan persoalan plt. Hari ini kita mau melelang jabatan,
KASN belum meberikan ijin, Jadi bukan kesalahan pemerintah kabupaten
(menempatkan pelaksana tugas sebagai kepala SKPD). Kita sudah menyurat ke KASN
untuk minta pelaksana tugas (plt) itu akan kita lelangkan, tapi KASN belum memberikan
jawaban sampai hari ini.
Kalau gak ada (kepala SKPD) masa kita kosongkan?, tentu
harus ada plt sebagai kepala SKPD sambil menunggu proses yang dilakukan oleh KASN,”ungkapnya.
Bupati juga menepis soal menempatkan pelaksana tugas (plt)
Kepala SKPD itu tidak sesuai bidangnya.
“Masa tukang batu kita tempatkan di bidang plester. Pasti
gak nyambung, pasti orang yang menguasai di bidang pekerjaan yang menempati di
plt itu,”ujarnya.
Ditanya terkait peningkatan kinerja?
“Coba kita rajin bekerja pasti akan kita dapatkan
(peningkatan kinerja itu),”katanya.
Salah satu kendala (terkait kinerja Pemerintah Kabupaten
di posisi terakhir itu) karena kas daerah kosong?
“Kucuran dana (pusat) tersendat. Bagian kita belum
diberikan, sehingga kalau di los kan keluar terus, apa pertahanan yang
dilakukan? Nanti mungkin menggajih pegawai pun akan susah.
Kita sudah berusaha. Orang-orang (dinas terkait) sudah
berkomunikasi dengan pemerintah pusat, tapi kita belum bisa tahu apa alasan
pusat, kondisi apa yang dialami saat ini?”
Atau karena kurangnya penyerapan anggaran?
“Tidak, bukan soal serapan anggaran. Kalau itu (salah
satu penyebabnya), tahun ini kita tidak akan diberikan APBN dan segala macam,
tapi buktinya dana yang bersumber dari APBN (DAK) banyak sekali kita diberi.
Tinggal kita aja yang membelanjakan.”
Bagaimana soal kekhawatiran kontraktor apabila bekerja di
tahun 2018 ini kemungkinan tidak dibayar di tahun ini, tapi dibayar di tahun
berikutnya?
“Dia (kontraktor) kan yang khawatir, kalau kita kan nda.
Kalau dia khawatir kan gak usah kerja. Kalau kita ngasih kerjaan pasti ada
duitnya ya kan?”tandasnya.
(IHA)
0 Response to "Ternyata benar!! Se Kalsel, "Kotabaru jadi juru kunci dalam kinerja". Apa kata Bupati?"
Posting Komentar